KabarPalestina.com – Mesir bangun zona penyangga untuk menampung warga Palestina, hal ini berdasarkan laporan dari Yayasan Sinai. Sebagai bentuk dari Hak Asasi Manusia laporan ini terbit pada hari Rabu (14/02/24) lalu.
Mesir membangun zona aman atau penyangga untuk para pengungsi yang berada dekat dengan perbatasan Gaza. Hal ini mereka lakukan jelang serangan Israel yang akan mereka lancarkan pada Rafah.
Terlihat dari rekaman satelit terbagikan melalui akun instagram Middle East Eye, menunjukan bagaimana alat berat bekerja pada zona tersebut. Membuat bangunan atau dinding setinggi 7 meter.
Tujuan Mesir Bangun Zona Penyangga
Sebuah laporan dari media merinci, bahwa adanya rencana mendorong penduduk Palestina dari Gaza ke Mesir yang telah dapat penolakan dari Khairo. Namun penjelasan dari Tariw Kenny-Shawa, yakni seorang rekan kebijakan AS untuk AL-Shabaka.
Kebijakan untuk Palestina dan membangun ‘zona keamanan’ ini, hanya melambangkan bencana dan pengulangan pada tahun 1984 dan bahkan lebih buruk dari sebelumnya. Ia juga menambahkan bahwa Mesir dipaksa untuk memilih antara menjaga perbatasan tetap tertutup tapi masyarakat Gaza terbantai habis-habisan.
Atau membuka perbatasan, namun terlibat dalam pembersihan masyarakat Gaza di Palestina. Dengan adanya narasi serta penjelasan tersebut, membuat banyak orang merasa marah pada pemimpin Arab.
Karena jika penduduk Gaza masuk ke Sinai, maka mereka tidak akan bisa kembali lagi ke tempat kelahiran mereka sebelumnya. Ini menjadi sebuah kenyataan yang miris dan memalukan, sebab bangsa Arab membiarkan hal tersebut terjadi.
“Memalukan para pemimpin Arab – mereka terlibat dalam pembantaian dan pembersihan etnis Palestina – memilukan.”
“Berhentilah menyebutnya “zona keamanan”! Ini adalah zona pemberantas. Jika orang-orang Palestina masuk ke Sinai, mereka tidak akan pernah bisa kembali. Ini adalah langkah selanjutnya dalam buku pedoman Zionis yang menjadi bagian dari Barat dan Arab (dan Mesir).”
“Ketika bantuan dibutuhkan, mereka menutup perbatasan. Dan sekarang menjadi terlibat dalam pembersihan etnis dengan membuat ini memiliki julukan zona penyangga.”