KabarPalestina.com – Israel terus menyerang penduduk Palestina sampai hari ini. Sudah lebih dari 24 ribu warga Palestina meninggal dunia akibat serangan brutal yang terus Israel lancarkan.
Dan sebagian besar dari korbannya ini merupakn anak-anak, perempuan, hingga pasien rumah sakit sekalipun. Namun dunia masih saja berdiam diri, membiarkan kejahatan genosida berlangsung.
Akibatnya banyak orang tidak lagi percaya dengan hukum, keadilan yang seringkali pengadilan dunia gemborkan. Kejahatan yang Israel lancarkan ini sebenarnya sudah 75 tahun lalu, namun titik terparah terjadi pada 7 Oktober 2023 lalu.
Akar Konflik Palestina Israel
Adanya konflik ini sudah mulai sejak abad ke-20 lalu, bersumber dari situs NU Online. Saat itu terjadi gerakan Zionisme berushaa membangun tanah khusus bangsa Yahudi, dan mendapatkan momen yang tepat.
Yakni adanya Pamphlet The jewish State yang Theodor Herlz tulis. Ia merupakan seorang Yahudi Austria-Hungaris, sering dokumen dasar zionisme berkaitan dengan politik modern. Tujuan dari gerakan tersebut untuk membangun tanah Yahudi di negara Palestina.
Pada masa itu Palestina berada dalam genggaman Kekaisaran Ottoman. Selama berabad-abad, tanah Gaza yang menjadi rebutan sudah dihuni Arab Palestina. Kemudian juga ada komunitas Yahudi juga Kristen.
Terjadi ketegangan pada wilayah tersebut seiring dengan meningkatnya migrasi Yahudi. Kekaisaran Ottoman mengalami kekalahan oleh Inggris ketika Perang Dunia I, dan pada masa itu Inggris menunjukan dukungan untuk membentuk ‘Rumah Nasional Bagi Orang Yahudi’ di Palestina.
Dengan adanya dukungan atau deklarasi tersebut membuat suasana semakin keruh. Perang ini juga berkaitan dengan akar nasionalisme serta identitas asli penduduknya.
Mempertahankan Tanah Sendiri dan Identitas
Tujuan dari Israel untuk melakukannya untuk merealisasikan kebangkitan gerakan nasional dengan harapan bisa menciptakan negara Yahudi pada tanah tersebut. Sedangkan penduduk Palestina bertujuan untuk mempertahankan identitas Arab.
Juga berusaha mempertahankan tanah yang mereka miliki sejak berabad-abad lalu. Karena situasi menegangkan, pada periode tersebut imigrasi Yahudi semakin meningkat. Keduanya bersaing untuk bisa menguasai tanah Palestina, yang padahal sudah jelas-jelas tanah tersebut milik penduduk Palestina asli.
Perebutan tanah menjadi konflik berkepanjangan, terjadi selama berpuluh tahun lamanya juga membuat banyak nyawa melayang begitu saja. PBB mengambil alih situasi tersebut pada tahun 1947 dengan membagi tanah tersebut menjadi dua bagian.
Pemisahan ini pemimpin Yahudi terima, namun pemimpin Arab menolak karena tanahnya milik mereka. Sehingga timbulkan perang besar antar dua kelompok ini, dan pada tahun 1948 Israel secara resmi menjadi negara.
Hal tersebut menimbulkan pengusiran massal kisaran 1 juta penduduk warga Arab Palestin dari tanah mereka sendiri. Peristiwanya dikenal dengan Nakba; malapetaka pada tahun 1948, dan sampai saat ini menjadi kenangan buruk sekaligus menyakitkan.
Setelah pengusiran ini terjadi perang, seperti adanya perang Enam Hari (1976), serta Perang Yom Kippur (1973). Banyak korban berjatuhan, membuat situasi semakin sulit serta menyebabkan terjadi perubahan wilayah Palestina.
Israel menduduki Jalur Gaza juga Tepi Barat menimbulkan ketegangan serta perlawanan terus berlanjut dari penduduk Palestina. Pada tahun tersebut juga muncul PLO atau Organisasi Pembebasan Palestina juga Hamas.
Inilah yang menjadi akar terjadinya konflik selama bertahun-tahun lamanya sejak bertahun-tahun lalu. Dan semakin meledak ketika tanggal 7 Oktober 2023 lalu, ketika Hamas membela Palestina serta melawan balik perlakuan Israel. Namun perlawan tersebut justru membuat serangan zionis pada penduduk semakin brutal.
Adanya Upaya Perdamaian
Di Tengah konflik yang terjadi, selama beberapa dekade sudah banyak sekali upaya internasional untuk mencapai kedamaian antara dua kubu ini. Seperti adanya perjanjian Oslo pada tahun 1993, menghadirkan Otoritas Palestina serta peta jalan negosiasi.
Perjanjian damai untuk selanjutnya justru seringkali gagal menghasilkan titik akhir sama seperti hari ini. Bahkan pengadilan dunia seperti PBB juga tidak bisa berbuat apa-apa, dengan kejahatan yang Israel lakukan.
Saat ini bukan lagi perang, melainkan zionis berusaha mengusir penduduk secara paksa dengan menyerang menggunakan bom, senjata api, menghancurkan semua bangunan. Serta telah menewaskan sebanyak 24 ribu penduduk Palestina. Dan belum menemukan jalan keluar masalahnya.