KabarPalestina.com – Seorang anak perempuan telah mengalami masa malang dalam hidupnya. Ia terlihat menangis melihat keadaan keluarganya yang sudah tidak bernyawa karena dibunuh oleh Israel.
Melalui postingan video akun eyes.on.palestine (04/01/24), adegan mengharukan tersebut memperlihatkan seorang anak perempuan yang menangis. Ia menghampiri mayat adiknya yang sudah terbungkus oleh kain kafan.
Anak perempuan Menangisi Keluarganya
Sebelumnya Israel melakukan pengeboman di sebuah rumah yang anak perempuan ini dan keluarganya jadikan tempat untuk berlindung, tepatnya di Jalur Gaza Selatan. Karena pengeboman tersebut, ayah, saudara perempuan serta adik laki-lakinya meninggal dunia.
Dalam video yang sudah dibagikan ke publik tersebut, terlihat sang anak perempuan menghampiri mayat keluarganya. Terutama sang adik, dengan ragu-ragu ia ingin memegangnya sambil terus menangis.
Anak perempuan tersebut juga mengucapkan,
“Saya takut, saya tidak bisa menggendongnya…”
Selain itu ia juga mengungkapkan selamat tinggal pada keluarganya yang sudah terbunuh dalam pengeboman tersebut. Seharusnya video ini mampu membuat mata dunia terbuka lebar-lebar.
Betapa kejamnya Israel membantai penduduk Palestina, tanpa pandang bulu sekalipun. Bahkan anak-anak yang seharusnya tumbuh besar dengan kebahagiaan, justru dirampas hak hidupnya, dibunuh tanpa ampun.
Anak-anak seharusnya bersekolah, mengenyam pendidikan dengan baik, bermain, justru malah mengalami hari-hari mengerikan. Bagaimana mungkin dunia masih bungkam dengan kekejaman ini?
Trauma yang Terjadi Pada Anak-anak
Bukan hanya menimbulkan rasa sedih yang mendalam, kejadian tersebut juga akan membebaninya selamanya. Banyak komentar menyertai dalam postingan video;
“Trauma anak ini akan membebaninya selamanya. Tubuh terus mencetak skor. Dia memikul beban yang tidak seharusnya anak-anak, rasa sakit, patah hati dan kengerian. Semoga kemanusiaan para pemimpin kita segera bergetar dengan hati nurani dan moralitas.”
“Mereka hanya membunuh warga sipil. Sebagian besar anak-anak dan bayi. Ini di luar pemahaman, dan ame гi κκa ada di belakangnya.”
“Kami meminta anak-anak menanggung beban hal-hal yang mereka tidak seharusnya menanggung beban tersebut. Aku patah hati dan hancur.”
“Kemanusiaan adalah hal yang hebat. Anda harus manusiawi dengan manusia sebelum hewan. Kalian pendukung kesatuan pendudukan ini yang merebut tanah Palestina 75 tahun yang lalu. Coba katakan, bagaimana caramu tidur di malam hari? Tidakkah adegan itu muncul dalam imajinasi Anda? Apakah kamu tidak takut dengan hukuman Tuhan? Aku tidak tahu harus berkata apa. Sudah 89 hari seluruh dunia belum bisa berbuat apa-apa. Hari-hari mendatang akan mempengaruhi semua negara jika Anda tetap diam. Percayalah, kamu tidak melihat siapa pun berdiri bersamamu karena kamu tidak berdiri bersama Palestina.”