KabarPalestina.com – Sebuah serangan Israel pada sekelompok orang di Rafah, telah menimbulkan korban berjatuhan pada Selasa (13/02/24). Salah satunya adalah Ismael Abu Umar, seorang jurnalis Palestina yang seringkali memberi warta terbaru dari Gaza.
Dan beberapa korban lainnya mengalami luka-luka. Video yang terbagikan melalui akun @mohammed_qndeel1 dan eye.on.palestine memperlihatkan bagaimana keadaan dari para korban dari kejadian tersebut.
Jurnalis Ismael Abu Umar, menjadi korban alami luka-luka bahkan harus kehilangan kakinya akibat pengeboman yang Israel lakukan. Kaki sebelah kanan harus diamputasi dan kaki satunya lagi mengalami luka parah.
Begitu juga dengan bagian tubuh lainnya mengalami luka-luka parah. Tak lama setelah kabar tersebut, sebuah informasi dari teman terdekatnya akun @sanad.latifa memberi kabar bahwa Ismael telah meninggal dunia.
“Ini teman saya, Ismail, jurnalis. Saya kenal dia waktu kecil, dan saya pernah mengikutinya waktu kecil. Kemudian saya berteman dengannya, dan dia mendorong saya untuk bekerja sebagai jurnalis. Dia dulu melatihku dalam sepak bola. Aku belum pernah melihat orang yang bermoral seperti dia. Hari ini, Ismail terbunuh oleh pengeboman langsung Israel saat dia bekerja. Di mana organisasi jurnalisme yang munafik dan berbohong? Apakah mereka baik-baik saja?”
Serangan Israel di Rafah
Akibat serangan tersebut, membuat banyak orang merasa kecewa dan kesal akan kenyataan ini. Bahwa Israel terus menyerang tanpa ampun membuat penduduk sipil yang meninggal dunia bertambah banyak.
Dalam video berdurasi pendek menunjukan situasi yang begitu rumit, semua orang saling membantu satu sama lain. Dan berusaha memberitakannya pada pengguna internet, memberitahu bahwa penduduk Palestina masih tersiksa oleh Israel sampai hari ini.
Komentar-komentar memenuhi postingan tersebut, termasuk memprotes pengeboman. Karena Rafah diklaim sebagi tempat aman dari penjajah, tapi terus terjadi penyerangan dan pengeboman setiap harinya.
“Kota Rafah, yang menurut oc*upasi aman, dib*mbed setiap hari, dan akhir-akhir ini ada intensifikasi kekerasan b*mbing dalam segala hal. Keluarga saya dipindahkan ke tenda di Rafah dan saya kehilangan kontak dengan mereka. Di mana pelariannya? Tidak ada tempat yang aman di Jalur Gaza. Kota saya, Gaza, telah terkepung oleh pasukan darat, laut dan udara selama lebih dari 17 tahun. Sekarang kita menjadi sasaran g*nocide. Tolong ya allah kami kehilangan keluarga saudara rumah dan uang Kita kehilangan segalany.”