KabarPalestina.com – Situasi Rafah tampak begitu mengenaskan setalah terjadi serangan terus menerus oleh Israel. Pasukan penjajah sebelumnya melancarkan serangan udara dengan menjatuhkan bom.
Selain itu, Israel juga melakukan penyerangan tersebut secara beruntun tidak memberikan nafas lega pada para penduduk Gaza yang mengungsi di Rafah. Mohammed Asad jurnalis asal Palestina memberikan penuturan bagaimana kondisi saat ini pada tempat tersebut.
Melalui akun instagram pribadinya @mohammedasad.84, ia membeberkan kondisi krisis kemanusiaan yang melanda Rafah.
Situasi Rafah yang Krisis Kemanusiaan
Mohammed memberikan penjelasan bagaimana kondisi krisis kemanusiaan yang para penduduk alami di tengah perang Israel yang telah melanggar norma internasional perlindungan.
Ia memberikan gambaran kini sedang terjadi krisis, tidak ada tempat aman bagi mereka ketika untuk berlindung. Bahkan selter yang sering penjajah sebut sebagai tempat aman dari peperangan tidak ada sama sekali.
“Shelter dalam kebiasaan internasional adalah istilah yang dalam peperangan untuk menyebut suatu tempat yang dianggap aman. Merupakan tempat yang dianggap aman dan tempat yang khusus dan ada sejumlah ruang tertentu untuk setiap individu yang berada di tempat ini dengan makanan dan minuman yang tersedia dan organisasi internasional yang memberikan dukungan mereka dengan cara yang tepat dan tidak terganggu dan ada perlindungan bagi mereka.”
“Namun, kini semua menjadi kacau karena situasi perang Israel di Gaza. Dalam ketidakseimbangan hukum internasional karena tidak adanya penghormatan terhadap hukum atau konstitusi yang mengaturnya dan perjanjian yang telah antar negara buat.”
Melalui pernyataan ini juga, memberi penjelasan penduduk Rafah kebingungan harus pergi kemana untuk melindungi diri. Juga mengalami krisis hidup seperti kurangnya air bersih, kelaparan dan lainnya.
“Sayangnya, PBB menjadi sasaran dan organisasi afiliasinya, UNRWA, tidak dipercaya dan penduduk di sini tidak diberitahu ke mana mereka harus pergi. Masalah Rafah masih menjadi masalah yang sangat besar, akomodasi di beberapa tempat di sini acak, tidak teratur. Mata pencaharian, kemiskinan ekstrim, kekurangan air, kurangnya kebersihan, kelaparan mengancam ratusan ribu orang.”
Begitu juga dengan kondisi kesehatan para pengungsi yang semakin memburuk setiap harinya.
“Kondisi kesehatan sangat buruk dan ada penyakit menular di antara para pengungsi di sini. Sayangnya situasinya lebih buruk daripada yang bisa tergambarkan di tempat ini.”