KabarPalestina.com – Kamp Jabaliya menjadi sasaran empuk Israel melancarkan aksi pengeboman dari udara, dan penembakan oleh tentara zionis ke warga sipil. Atas kejadian yang berlangsung Jum’at (22/12/23) lalu, banyak korban yang berjatuhan.
Bangunan-bangunan juga kembali hancur lebur, menjadi puing-puing yang memenuhi jalanan di wilayah Gaza Utara tersebut. Dan ini bukanlah hal mudah untuk penduduk setempat lalui.
Banyak keluarganya yang menjadi korban, terbunuh karena kekejaman yang Israel lakukan. Dan ini bukanlah kali pertama, tapi mereka sudah melalui masa-masa mencekam ini sejak beberapa hari sebelumnya.
Pengepungan Kamp Jabaliya Lebih Dari 20 Hari
Jurnalis Palestina Anas Jamal, melalui akun Instagramnya memberikan laporan-laporan terkini terkait kondisi yang terjadi di Palestina. Khususnya untuk wilayah Jabaliyah yang sedang mengalami masa sulit.
Pada postingan Minggu (24/12/23), Anas mengunjungi daerah Tel Zaatar yang berada dikawasan Jabaliya Kamp. Ia dan tim berhasil mencapai daerah tersebut setelah pengepungan lebih dari 20 hari yang zionis lakukan pada wilayah tersebut.
Ini merupakan kejahatan yang zionis lakukan pada warga sipil, skala kehancurannya juga tidak main-main. Tapi ada dalam jumlah yang besar, seperti adanya puing-puing bangunan memenuhi jalanan.
Peliknya, dalam kondisi sulit tersebut pihak medis tidak dapat menjangkau mereka karena masih berlangsungnya pengepungan oleh zionis. Daerah tersebut sudah hancur total, dihancurkan oleh Israel yang keji.
Tubuh Korban Tergeletak di jalanan
Pemandangan miris lainnya, yang membuat banyak orang merasa tersakiti; tubuh-tubuh korban bergelimpangan dimana-mana. Sekolah-sekolah hancur, salah satunya ada di dekat Rumah Sakit Indonesia.
Dan bukan hanya itu saja, pihak penjajah Israel mencoba untuk menerobos wilayah kamp Jabaliya lebih jauh lagi. Menghancurkan rumah-rumah, bangunan, jalanan semuanya benar-benar hancur.
Melalui video tersebut terlihat korban tertutupi oleh kain, meninggal dunia di tempat di jalanan. Tidak ada tempat terbaik untuk berlindung bagi penduduk Palestina, bahkan untuk bernafas lega sebentar saja tidak bisa. Tapi dunia masih menutup mata dan membiarkan kekejaman mengerikan ini berlanjut.