Menu

Mode Gelap

Artikel · 15 Jan 2024 11:12 WIB

Nassim Hassan Petugas Ambulan Palestina, Berbicara Tentang 100 Hari Penyerangan di Gaza


 Foto: eye.on.palestine (instagram) Perbesar

Foto: eye.on.palestine (instagram)

KabarPalestina.com – Nassim Hassan seorang petugas ambulan Palestina, mengungkapkan perasaanya tentang 100 hari penyerangan yang terjadi di Gaza. Video wawancara tersebut terunggah pada akun Filastinyat, Senin (15/01/24).

Melalui wawancaranya jurnalis menanyakan beberapa hal terkait apa yang sudah terjadi selama beberapa hari pada Gaza. Peperangan terus berlanjut sampai hari ini, telah menewaskan puluhan ribu penduduk Palestina.

Situasi Paling Sulit yang Nassim Hassan Alami

Wawancara eksklusif tersebut, jurnalis menanyakan apa situasi yang pernah Nassim Hassan alami sepanjang peperangan mengerikan terjadi. Namun Nassim justru menyenangkan pertanyaan tersebutlah yang ditanyakan.

Sebab pertanyaan itu seperti membuka luka mereka, ia menyarankan pertanyaan berubah menjadi apa harapan yang ia inginkan setelah perang 100 hari ini. Nassim menjawab pertanyaan yang ia lontarkan sendiri,

 

“Apa yang saya harapkan? Harapan saya pertumpahan darah ini bisa berhenti. Saya berharap rasa sakit ini bisa berhenti. Saya tidak mengalami masa sulit selama 100 hari ini, justru mengalami 100 rasa sakit setiap harinya.” Nassim menjelaskan.

 

Anak-anak yang Hidup Sendirian

“Sayangnya ada banyak situasi yang sangat menyakitkan setiap hari. Setiap hari 100 luka terbuka, 100 kesakitan. Saya sekarang datang dari penyeberangan Rafah, membawa seorang anak dari Gaza bagian utara. Sayangnya dia sendirian dan ini adalah kisah kesakitan itu sendiri.” Lanjutnya

 

“Anak ini berangkat hari ini untuk menerima perawatan di Mesir di Republik Arab Mesir. Dia pergi sendirian, tidak ada seorangpun dari keluarganya yang tersisa,” ujar Nassim mengakhiri ucapannya dalam wawancara.

Kejadian seperti inilah yang justru membuat Nassim merasa terluka sebab banyak orang kehilangan keluarganya. Dan anak-anak yang masih hidup, mereka harus bertahan sendirian.

Inilah sebenarnya rasa sakit itu, kehilangan keluarga serta menyaksikan kisah-kisah menyedihkan dari orang lain.

 

Bisakah kau mendengar rasa sakitnya? Apa yang dia saksikan, tak terbayangkan bagi kita. 😢😢”

 

“Sakitnya tak tertahankan untuk disaksikan 💔 sakitnya adalah sakit kita.”

 

“Hati kami hancur berkeping-keping 💔💔💔! Kami berdoa untuk perdamaian permanen dan hak asasi manusia untuk semua orang.”

Artikel ini telah dibaca 27 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Memilukan! Anak-anak Palestina Mencari Makan di Tempat Sampah

19 Februari 2024 - 13:50 WIB

Sulitnya Bantuan, Warga Palestina Terpaksa Giling Pakan Ternak untuk Membuat Roti

19 Februari 2024 - 13:41 WIB

Pemuda Palestina Alami Luka Karena Ditabrak Tank Israel

18 Februari 2024 - 10:29 WIB

Anak-anak Palestina Jadi Korban Akibat Ledakan Bom Israel di Gaza Tengah

18 Februari 2024 - 10:23 WIB

Lebih Dari 20 Warga Palestina Syahid Akibat Serangan Udara Israel di Kamp Nusairat

18 Februari 2024 - 10:18 WIB

Seorang Pemuda Palestina Memohon Pertolongan, Kondisinya Terjepit Reruntuhan

17 Februari 2024 - 09:54 WIB

Trending di Gaza