KabarPalestina.com – Nassim Hassan seorang petugas ambulan Palestina, mengungkapkan perasaanya tentang 100 hari penyerangan yang terjadi di Gaza. Video wawancara tersebut terunggah pada akun Filastinyat, Senin (15/01/24).
Melalui wawancaranya jurnalis menanyakan beberapa hal terkait apa yang sudah terjadi selama beberapa hari pada Gaza. Peperangan terus berlanjut sampai hari ini, telah menewaskan puluhan ribu penduduk Palestina.
Situasi Paling Sulit yang Nassim Hassan Alami
Wawancara eksklusif tersebut, jurnalis menanyakan apa situasi yang pernah Nassim Hassan alami sepanjang peperangan mengerikan terjadi. Namun Nassim justru menyenangkan pertanyaan tersebutlah yang ditanyakan.
Sebab pertanyaan itu seperti membuka luka mereka, ia menyarankan pertanyaan berubah menjadi apa harapan yang ia inginkan setelah perang 100 hari ini. Nassim menjawab pertanyaan yang ia lontarkan sendiri,
“Apa yang saya harapkan? Harapan saya pertumpahan darah ini bisa berhenti. Saya berharap rasa sakit ini bisa berhenti. Saya tidak mengalami masa sulit selama 100 hari ini, justru mengalami 100 rasa sakit setiap harinya.” Nassim menjelaskan.
Anak-anak yang Hidup Sendirian
“Sayangnya ada banyak situasi yang sangat menyakitkan setiap hari. Setiap hari 100 luka terbuka, 100 kesakitan. Saya sekarang datang dari penyeberangan Rafah, membawa seorang anak dari Gaza bagian utara. Sayangnya dia sendirian dan ini adalah kisah kesakitan itu sendiri.” Lanjutnya
“Anak ini berangkat hari ini untuk menerima perawatan di Mesir di Republik Arab Mesir. Dia pergi sendirian, tidak ada seorangpun dari keluarganya yang tersisa,” ujar Nassim mengakhiri ucapannya dalam wawancara.
Kejadian seperti inilah yang justru membuat Nassim merasa terluka sebab banyak orang kehilangan keluarganya. Dan anak-anak yang masih hidup, mereka harus bertahan sendirian.
Inilah sebenarnya rasa sakit itu, kehilangan keluarga serta menyaksikan kisah-kisah menyedihkan dari orang lain.
“Bisakah kau mendengar rasa sakitnya? Apa yang dia saksikan, tak terbayangkan bagi kita. 😢😢”
“Sakitnya tak tertahankan untuk disaksikan 💔 sakitnya adalah sakit kita.”
“Hati kami hancur berkeping-keping 💔💔💔! Kami berdoa untuk perdamaian permanen dan hak asasi manusia untuk semua orang.”