KabarPalestina.com – Mohammed Shahin, merupakan salah satu dari anak-anak Palestina yang kehilangan keluarganya dan kini harus menjalani hidupnya sendirian. Ia menjadi anak terlantar dari Tal Al Hawa dan kini tinggal di pengungsian Al-Nusairat.
Keluarganya telah meninggal dunia, meninggalkan dirinya seorang diri tanpa sosok keluarga terdekatnya. Video yang menunjukan kisah memilukan Shahin ini terposting melalui akun @samaqudspl dengan kalimat pembuka menyentuh hati.
“Ibu, ayah, saudara perempuan saya Alma, serta saudara laki-laki saya Abdul Rahim (mereka) syahid.”
Mohammed Shahin Jelaskan Kejadian
Ia mengisahkan tentang bagaimana kehidupannya yang memilukan, kejadian ia terpisah dari keluarganya. Lebih tepatnya bagaimana keluarga; ayah, ibu, saudara perempuan dan saudara laki-lakinya meninggal dunia dalam serangan Israel di Tal Al Hawa.
Shahin menjelaskan bagaimana kejadian batu-batu menimpa keluarganya pada hari itu,
“Ada bebatuan sekitar kami, serta pipa pembuangan air limbah juga jatuh. ada api tepat sekeliling kami, batu-batu itu menimpa kami dan batu-batu itu berada di atas keluarga saya.”
“Aku mencoba menyelamatkan mereka dengan tangan sendiri, tapi tidak bisa membawanya. Mereka sangat berat. Jadi saya tetap di sana untuk sementara waktu tidak terlalu lama tempat itu dipenuhi debu. saya menunggu sampai debunya sedikit mengendap,” ujar Shahin menjelaskan situasi kejadian pada hari itu.
“dan ketika saya melihat sekeliling, saya menemukan api dan di atas kami, langit-langit telah jatuh sedikit. Langit-langitnya sedikit runtuh dan ada api di atasnya.” Lanjutnya lagi.
Menderita Luka Pada Tengkoraknya
Akibat kejadian yang menimpa Shahin, dan keluarganya membuat Shahin harus mengalami luka pada bagian tengkoraknya. Terlihat bagian mata sebelah kirinya tertutup juga oleh perban, sesekali ia memegangi kepalanya.
Perbuatan keji Israel tidak hanya menghancurkan bangunan tapi juga menghancurkan sebuah keluarga dari seorang anak yang tidak berdosa. Kejadian tersebut juga akan menjadi memori mengerikan sekaligus paling traumatis bagi anak-anak.
“Sangat traumatis. Sangat sulit untuk ditonton. Aku sangat menyesal 😞.”
“Trauma yang akan dihadapi anak ini saat tumbuh dewasa 😢💔.”
“Jadi bagaimana anak kecil ini seharusnya mengelola? Untuk hidup?????? 💔.”