KabarPalestina.com – Israel targetkan serangan ke tempat yang diklaim sebagai lokasi teraman bagi penduduk Palestina. Bukan hanya menyerang dari udara dengan menjatuhkan bom sejak beberapa hari lalu, tapi juga melakukan serangan dari darat dan laut.
Secara terang-terangan zionis menargetkan kamp serta rumah-rumah para penduduk serta pengungsi dari Gaza. Salah satu dari penduduk yang tinggal adalah Ayman Abdel Jawad memberikan penuturan bahwa banyak tenda dan bangunan yang runtuh.
“Beberapa tenda di sekitar kami, karena kerasnya ledakan, terlempar dan runtuh.”
Semua penduduk Palestina yang berada pada tempat ‘aman’ tersebut mengalami situasi yang sulit. Salah satunya seorang anak perempuan, memberi kesaksian bagaimana ayahnya meninggal depan matanya sendiri serta menjadi korban penembakan Israel.
“Kami berada di dalam tenda, saya dan semua keluarga saya ketika peluru-peluru itu menghujani kami. Ayah saya pergi untuk melihat apa yang terjadi dan mengatakan bahwa ada serangan dan serangan terjadi ketika dia sedang berbicara. Ayah saya sangat lelah. Ketika di dalam mobil, ia terus mengatakan “saya bersaksi bahwa ada satu Tuhan” dan ia meninggal.” Anak perempuan tersebut mengucapkannya sambil menangis, mengingat kematian ayahnya sendiri.
Israel Targetkan Serangan dari Berbagai Arah
Israel sendiri melakukan serangan pada kota Rafah dari berbagai arah, baik udara, darat hingga laut sekalipun. Tidak ada lagi tempat aman bagi penduduk, kabar ini terbagikan melalui unggahan dari channel WhatsApp AJ+ Voice From Gaza mewartakan bagaimana kondisi terkini.
Dari Narasi tersebut menyebutkan bahwa serangan ini telah menewaskan lebih dari 100 orang Palestina. Berdasarkan dari penuturan dari Dokter Wael Sakhaf dari RS Kuwait, mengungkapkan beberapa orang mengalami luka serius sehingga harus diamputasi pada kaki atau tangannya karena serangan dari zionis.
Alasan dari Israel melakukan ini karena adanya dua sandera yang berada pada kawasan Rafah.
Empat hari sebelumnya, Perdana Menteri Israel, menolak sebuah kesepakatan yang akan membebaskan sandera Israel dari Hamas. Dan melakukan serangan serta merencanakan penyerangan yang lebih besar.
Rafah sendiri menjadi salah satu tempat yang padat penduduk, sekitar 1.9 juta warga Palestina tinggal berdesakan. Banyak orang datang ke tempat ini, tapi Israel kembali menargetkan mereka jadi tidak ada lagi tempat aman.