KabarPalestina.com – Amerika gunakan hak veto PBB menghadirkan kecaman banyak orang. Sebagai negara yang adikuasa di antara lima negara lainnya yakni; China, Inggris, Prancis, Rusia dan Amerika Serikat.
Salah satu keistimewaan dari lima negara adikuasa ini mereka mendapatkan hak veto, atau keputusan mutlak yang tidak dapat dibatalkan atau disanggah oleh siapapun. Dan Amerika Serikat menggunakan hak tersebut.
Amerika Serikat Gunakan Hak Veto PBB
Amerika Serikat menggunakan hak tersebut untuk menolak resolusi gencatan senjata di Gaza. Hal tersebut pihak AS sampaikan dalam rapat DK PBB terkait dengan kondisi perang yang terjadi atau lebih tepatnya kejahatan kemanusiaan yang Israel lakukan pada Palestina di Jalur Gaza.
Melansir dari Associated Press, Sabtu 9 November 2023 lalu rapat DK PBB menghasilkan sebuah resolusi perdamaian di Gaza. Dan ini merupakan hasil dari upaya bersurat dari Sekjen PBB Antonio Guterres.
Ia mengungkapkan jeda sangat penting, agar korban penduduk sipil dan kehancuran tidak bertambah. Hasil voting menunjukan dari 15 anggota DK PBB, 13 setuju dengan resolusi gencatan senjata. Namun negara lain yakni Inggris abstain, dan AS menggunakan hak veto untuk menolaknya.
Hak Veto Gagalkan Gencatan Senjata di Gaza
keputusan tersebut menjadi hasil dari pertemuan darurat dan menyusul surat mendesak dari Sekjen PBB Antonio Guterres, dalam surat tersebut ia meminta dukungan DK PBB menghentikan pembantaian pada wilayah tersebut dengan melakukan gencatan senjata permanen.
Guterres mengungkapkan rasa keprihatinan yang serius atas kegagalan Dewan Keamanan untuk menyetujui resolusi serta mengakhiri pembantaian masyarakat Gaza. Riyad Mansour selaku utusan dari Palestina mengungkapkan kekecewaannya dan menyebut ini sebuah bencana karena DK tidak bisa mematuhi tanggung jawabnya. (9/12/2023)
AS mengungkapkan alasannya bahwa gencatan senjata hanya menanam benih untuk perang selanjutnya. Wakil duta AS PBB Robert A Wood menyampaikan ingin perdamaian tahan lama dan aman, serta melihat solusi dua negara.
Sedangkan alasan Inggris terkait dengan abstainnya, disampaikan oleh Barbara Woodward tidak mendukung resolusi karena mendukung tindakan Hamas pada Israel. Padahal korban lebih banyak jatuh dari masyarakat sipil Gaza.
Sampai hari ini 18 ribu orang meninggal dunia dengan korban anak-anak 6,150 (per tanggal 7 Oktober 2023 sumber; middle east eye). Namun dengan adanya hak veto PBB bisa membatalkan gencatan senjata tersebut.